Profil Anggota

Berisi sejumlah data anggota DPRD Mandailing Natal Periode 2009-2014.


AS IMRAN KHAITAMY DAULAY, SH 

Lahir di Bulumario, 31 Maret 1966. Anak sulung dari empat bersaudara dari pasangan ayahanda Fakhruddin Daulay dan Ibunda alm. Nurhanifah Lubis. Kenyang dengan pengalaman organisasi, baik sosial, agama maupun kepemudaan, membentuk karakternya yang logis, sistematis, dan kokoh. Itu juga yang mengantarnya menjadi Ketua Golkar Kab. Mandailing Natal.
Lahir dari keluarga yang sederhana dengan pahit getir masa kecil, menempa sikapnya yang tidak mudah menyerah. “Jangan cengeng,” katanya. Karena semua tokoh besar juga dibesarkan dengan tantangan.
Tahun 1994 menikah dengan Dra. Masrayani Siregar, seorang guru. Dikaruniai dua orang anak, Rusyda Nurul Fajri Daulay dan Immawan Qori Tamimy Daulay.
Kental dengan organisasi pemberdayaan masyarakat terutama kelas akar rumput, mengajarinya tentang etika pembebasan.  Karena itu, ia bergabung dan mendirikan beberapa lembaga pemberdayaan sosial. Sebutlah LSM “Putra Bangsa” dan LP3M Koperasi G-17.
Selain itu, watak sosial kontrol dan naluri investigasinya telah mendorongnya memasuki dunia jurnalistik. Misalnya di Radar Medan (Jawa Pos Group), dan Portibi DNP. Posisi itu kemudian menghantarnya ke posisi Ketua Presidium Pusat Ikatan Jurnalis Madani (IJM), salah satu organisasi profesi pers yang hidup dan berkembang di Mandailing Natal. “Pers bukan hanya mengolah fakta menjadi informasi,” katanya. “Lebih dari itu, pers juga sarana integritas kemanusiaa, membantu integritas manusia di bumi, sarana problem solving, dan alat pemberdayaan kelas sosial yang termarjinalisasi kekuasaan.”
Bergabung dengan Partai Golkar, partai yang diyakininya paling mampu mengubah desain sosial politik Indonesia.  Strategi politiknya mengantarnya menjadi anggota legislatif Periode 2004-2009. Bahkan langsung sebagai Ketua Fraksi Partai Golkar dan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Mandailing Natal sekaligus sebagai koordinator Panitia Anggaran. “Lembaga legislatif sepatutnya paling mampu menguatkan pemberdayaan rakyat,” katanya. “Ketika eksekutif acapkali terperangkap kenisbian birokrasi, parlemen lah yang diharapkan mampu membangunkan efektifitas kekuasaan pemerintah. “Parlemen dan pers yang sehat, harus mampu menempatkan diri sebagai martir perubahan sosial,” ungkapnya.
Sejak tahun 90-an, ia lalu lalang dalam dinamika organisasi. Terpilih sebagai ketua umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Tapanuli Selatan, Wakil DPD KNPI Tapanuli Selatan, Wakil Ketua Pemuda Muhammadiyah Tapanuli Selatan, Sekretaris Wira Karya Indonesia Kabupaten Madina, Sekretaris DPD Partai Golkar Madina, Ketua LSM Pusat Study Regional dan Pengembangan Masyarakat (Putra Bangsa), Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi Karang Taruna Kabupaten Madina dan sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah Mandailing Natal. Terakhir, ia terpilih sebagai Ketua Majelis Dikdasmen PD Muhammadiyah Mandailing Natal. “Saya peduli terhadap dunia pendidikan,” katanya. “Pendidikan bukan hanya lembaga pencerahan, tetapi juga investasi masa depan, pabrik pembentuk SDM yang berkarakter,” katanya.